Sabtu, 21-09-2024
  • Dengan semangat Kemerdekaan HUT RI 79 Wujudkan Nusantara Baru Indonesia Maju

Cerita Honor : Pocong yang Bangkit dari Kubur

Diterbitkan : - Kategori : Serba Serbi

Di suatu kampung yang terpencil, berdiri sebuah pemakaman yang sudah lama terbengkalai. Pohon-pohon besar dan rumput liar menjulang tinggi, menambah aura mencekam pada pemakaman tersebut. Disekitar pemakaman, tersebar legenda horor yang senantiasa membuat bulu kuduk merinding.

Legenda tentang pocong yang bangkit dari kubur, menjadi momok menakutkan yang belum pernah ditemui oleh penduduk kampung sekitar. Misterinya bertambah, seiring berjalannya waktu dan seolah menjadi bagian dari nyawa kampung itu sendiri.

Suatu malam, sepulang dari acara kenduri di rumah tetangga, Joko yang berusia 17 tahun nekat melintas di sepanjang jalan sempit yang berbatasan dengan pemakaman tersebut. Keberanian luar biasa ini didorong oleh dorongan teman-temannya yang ingin membuktikan jika Joko cukup berani.

Langkah Joko tersendat-sendat, gelisah dengan suasana seram, namun tekad untuk melewati tantangan ini telah bulat.

Sampailah ia di pertengahan jalan, ketika tepat di samping makam yang paling seram ia mendengar suara yang merindingkan. Sebuah isak tangis, tak jelas apakah nyata atau sekadar angin nan berbisik. Joko bertekad melanjutkan langkah, meskipun jantungnya kencang berdegup.

Pada jarak beberapa langkah dari makam tersebut, betapapun ia berupaya menahan rasa takut, dari kejauhan ia menyaksikan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Di balik gelapnya malam dan kabut yang menyelimuti, sebuah sosok pocong melompat-lompat bangkit dari kubur.

Mata Joko tidak percaya melihat apa yang terjadi. Di depannya, sosok pocong itu melompat mendekat. Joko sempoyongan ke belakang dan terjatuh, tak mampu untuk berdiri atau berlari.

Di tengah ketakutan dan suara tangis yang semakin nyaring, pocong yang bangkit dari kubur semakin mendekat dan mengepung Joko. Ketika sosok itu sejengkal darinya, tiba-tiba, pocong tersebut terhenti dan merahasiakan air mata.

“Kenapa … Anda … begitu … takut …?” suara parau pocong itu sambil berisak.

Joko membalas dengan bisikan gemetar, “Ka… kamu… pocong! Siapa yang tidak takut?”

Sambil membasuh air mata, pocong itu menjawab, “Saya hanya ingin mencari keadilan atas kematian yang tak wajar. Saya tidak ingin menakutkan siapa pun, hanya ingin menuntaskan dendam ini lalu kembali beristirahat dalam damai.”

Pada saat itu, wajah Joko berubah dari ngeri menjadi simpati. Ia merasa kasihan pada nasib makhluk yang dipojokkan oleh ketidakadilan. Dengan tekad yang jelas, ia menawarkan bantuan.

“Mari kita coba cari tahu dan mencari keadilan untukmu,” ujar Joko dengan suara masih gemetar.

Semenjak malam itu, Joko mendampingi pocong tersebut mencari kebenaran dan kunci misteri kematian sang pocong. Keputusan nekat Joko kali ini mengubah hidupnya selamanya, membawa konsekuensi yang sulit diprediksi bagi penduduk kampung.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

Post Terkait